Proses Daur Ulang Limbah Plastik
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan
perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun
1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama
polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun
1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi
peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat
pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah
plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau
limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total
sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton
limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah,
disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk,
tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat
berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan.
Plastik juga merupakan
bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berahaya
bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan
secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang
lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu
penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif
bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan
di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di
Indonesia,penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh
aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih
untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang
disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi
limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau
bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu
yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja makanan di
warung tiga kali sehari berarti dalam satu bulan satu orang dapat menggunakan
90 kantung plastik yang seringkali dibuang begitu saja. Jika setengah penduduk
Indonesia melakukan hal itu maka akan terkumpul 90×125 juta=11250 juta kantung
plastik yang mencemari lingkungan. Berbeda jika kondisi berjalan sebaliknya
yaitu dengan penghematan kita dapat menekan hingga nyaris 90% dari total sampah
yang terbuang percuma. Namun fenomena yang terjadi adalah penduduk Indonesia
yang masih malu jika membawa kantung plastik kemana-mana. Untuk informasi saja
bahwa di supermarket negara China, setiap pengunjung diwajibkan membawa kantung
plastik sendiri dan apabila tidak membawa maka akan dikenakan biaya tambahan
atas plastik yang dikeluarkan pihak supermarket.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah
ini adalah :
Apa saja jenis limbah plastik yang sering didaur
ulang
Bagaimana proses daur ulang limbah plastik
dalam industri
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah
mempelajari proses daur ulang limbah plastik dalam skala industri.
1.4 Manfaat
Manfaat yang sangat diharapkan adalah dapat
memberikan sumbangsih pengetahuan tentang daur ulang limbah plastik dalam skala
industri karena faktor masalah lingkungan akibat limbah yang ditimbulkan oleh
manusia.
1.5 Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini, batasan yang kami ambil
antara lain :
1. Jenis limbah plastik yang sering didaur
ulang
2. Proses daur ulang limbah
plastik dalam industri
BAB
II
2.1 Definisi Plastik
Plastik adalah senyawa
polimer yang terbentuk dari polimerisasi molekul- molekul kecil (monomer)
hidrokarbon yang membentuk rantai yang panjang dengan struktur yang kaku.
Plastik merupakan senyawa sintesis dari minyak bumi (terutama hidrokarbon
rantai pendek) yang dibuat dengan reaksi polimerisasi molekul- molekul kecil
(monomer) yang sama , sehingga membentuk rantai panjang dan kaku dan akan menjadi
padat setelah temperatur pembentukannya. Plastik memiliki titik didih dan titik
beku yang beragam , tergantung dari monomer pembentuknya. Monomer yang sering
digunakan adalah etena (C2H4), propena(C3H6), styrene(C8H8), vinil klorida,
nylon dan karbonat(CO3). Plastik merupakan senyawa polimer yang penamaan nya
sesuai dengan nama monomer nya dan diberi awalan poli-. Contohnya, plastik yang
terbentuk dari monomer- monomer propena, namanya adalah polipropilena (Wardani,
2009).
Hampir semua plastik
sulit untuk diuraikan. Plastik yang memiliki ikatan karbon rantai panjang dan
memiliki tingkat kestabilan yang tinggi, sama sekali tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (Wardani, 2009).
2.2 Jenis-Jenis
Plastik
2.2.1 HDPE (HIGH-DENSITY POLY-ETHYLENE)
Karakteristik :
· Bunyi kresek –
kresek
· Lebih kaku
Yang umum digunakan di Indonesia :
· Kantong
tentengan
· Kantong
Buah
· Untuk
kuah sayur / kuah baso
2.2.2 PP (POLY – PROPYLENE)
Karakteristik
· Bening
· Aman bersentuhan langsung dengan
makanan (Food Grade)
· Lebih mudah sobek dibanding PE
Yang umum
digunakan di Indonesia :
· Kantong
kerupuk
· Kantong garam
· Laundry baju
· Roti manis
2.2.3 LLDPE (LINEAR LOW–DENSITY POLY–ETHYLENE)
Karakteristik :
· Buram
· Lemas
· Ulet, tidak
mudah sobek
· Aman
bersentuhan langsung dengan makanan
Yang umum digunakan langsung di Indonesia :
· Kantong gula
cetak
· Pelapis dalam
dus
(Hariadhi, 2008)
2.3 Pengelolaan
Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang)
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan
pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber
daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik
dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle).
Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya
adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat
cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek
pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk
pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar (Macklin,
2009).
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang
umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar
suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah
harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan),
limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses
melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan
zat-zat seperti besi dan sebagainya (Macklin, 2009).
Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan
limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan
karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara
maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah
sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang
memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur
ulang plastik di Indonesia (Macklin, 2009).
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan
kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis
limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun
harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk
meningkatkan kualitas. Empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di
pasaran yaitu Linear Low Density Polietilena (LLDPE), High Density Polyethylene
(HDPE), dan Polipropilena (PP) (Macklin, 2009).
Tahapan proses daur ulang digolongkan menjadi 2
bagian besar, yaitu:
Bagian proses sortir bahan baku yang menggunakan
tenaga manusia.
Bagian proses yang menggunakan mesin.
2.3.1 Sortir
Sortir merupakan proses pemisahan yang pertama kali
dilakukan. Pada proses ini dilakukan pekerjaan untuk memisahkan bahan
baku yang datang dan membuang material / benda asing yang tidak diharapkan
masuk ke dalam proses (Anonim, 2009a).
2.3.2 Pemotongan
Proses ini dilakukan untuk mengurangi ukuran
material dan mempermudah proses selanjutnya, dengan cara memotong atau
merajang plastik dalam bentuk asalnya (kantong atau lembaran plastik) (Anonim,
2009a).
2.3.3 Pencucian
Tujuan dari pencucian adalah agar tidak mengganggu
proses penggilingan. Terdiri dari 2 tahap, yaitu:
a. Prewashing
Untuk memisahkan material-material asing terutama
agar tidak ikut dalam proses selanjutnya dengan menggunakan media cair sebagai
sarana untuk mencuci material dan membawa material asing keluar dari proses
(Anonim, 2009a).
b. Pencucian Tahap 2:
Pada bagian ini dilakukan pencucian menggunakan
mesin friction water. Materi dicuci kembali oleh ulir menanjak yang
berputar pada putaran tinggi sehingga hasil dari friksi dapat melepaskan
material asing yang masih terdapat pada bahan, dimna bagian ini masih menggunakan
media air untuk membawa material asing keluar dari proses (Anonim, 2009a).
2.3.4 Pengeringan
Pengeringan dilakukan secara mekanik yaitu dengan
memeras material dengan gerakan memutar sehingga air dapat keluar. Dengan
menguapkan air pada suhu tertentu agar bahan benar-benar terbebas dari suhu
yang melekat (Anonim, 2009a).
2.3.5 Pemanasan
Material yang telah bersih dari pengotor dilelehkan
dengan proses pemanasan material pada suhu 2000C, dimana suhu panas dihasilkan
oleh heater. Selanjutnya lelehan dialirkan untuk menuju proses penyaringan
(Anonim, 2009a).
2.3.6 Penyaringan
Dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi
sebesar kira-kira 4mm di seluruh permukaannya. Diharapkan lelehan plastik akan
melewati saringan ini untuk menghasilkan lelehan plastik berbentuk silinder
panjang yang nantinya akan dipotong-potong (Anonim, 2009a).
2.3.7 Pendinginan
Setelan berbentuk silinder, material dilewatkan pada
air dingin sebagai media pendingin (Anonim, 2009a).
2.3.8 Pencetakan/Penggilingan
Pencetakan bijih plastik dilakukan dengan membentuk
lelehan plastik menjadi berbentuk mie dengan diameter 4 mm (Anonim, 2009a).
2.3.9 Pembungkusan dan Pemeriksaan
Dilakukan pembungkusan terhadap material kering
dalam karung plastik. Pemeriksaan untuk mengetahui apakah proses produksi
berjalan baik (Anonim, 2009a).
Gambar 1. Flowchart Proses Daur Ulang Limbah Plastik
Gambar 2. Rangkaian Alat Proses Daur Ulang Limbah
Plastik
2.4 Plastik Daur
Ulang Sebagai Matriks
Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar
dimanfaatkan kembali sebagai produk semula dengan kualitas yang lebih rendah.
Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang
ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur ulang telah
digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau
besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk
pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata
yang umum dipakai (Macklin, 2009).
Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit
kayu di Indonesia masih terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam
pembuatan komposit kayu dengan memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan
sebagai binder sedangkan kayu sebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan
bahan pengisi/filler dan plastik sebagai matriksnya. Penelitian mengenai
pemanfaatan plastik polipropilena daur ulang sebagai substitusi perekat
termoset dalam pembuatan papan partikel telah dilakukan oleh Febrianto dkk
(2001). Produk papan partikel yang dihasilkan memiliki stabilitas dimensi dan
kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan dengan papan partikel konvensional.
Penelitian plastik daur ulang sebagai matriks komposit kayu plastik dilakukan
Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003) dengan menggunakan plastik polipropilena
daur ulang. Dalam pembuatan komposit kayu plastik daur ulang, beberapa polimer
termoplastik dapat digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya
temperatur permulaan dan pemanasan dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C)
(Macklin, 2009).
Titik leleh termoplastik berkisar antara 60°C sampai
300°C (Sulchan, 2007).
BAB
III
KESIMPULAN
Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari
polimerisasi molekul- molekul kecil (monomer) hidrokarbon yang membentuk rantai
yang panjang dengan struktur yang kaku. Plastik merupakan senyawa sintesis dari
minyak bumi (terutama hidrokarbon rantai pendek) yang dibuat dengan reaksi
polimerisasi molekul- molekul kecil (monomer) yang sama , sehingga membentuk
rantai panjang dan kaku dan akan menjadi padat setelah temperatur
pembentukannya.
Tahapan proses daur ulang digolongkan menjadi 2
bagian besar, yaitu:
Bagian proses sortir bahan baku yang menggunakan
tenaga manusia.
Bagian proses yang menggunakan mesin.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar